BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan usia harapan hidup wanita Indonesia, dimana tahun 2000 usia harapan hidup 67,5 tahun, sedangkan tahun 2010, usia harapan hidup wanita Indonesia meningkat mencapai 70 tahun, dengan peningkatan usia harapan hidup, diprediksikan akan terjadi peningkatan penyakit menua, khususnya pada wanita. Kejadian penyakit usia ini dihubungkan dengan penurunan kadar hormon estrogen. Penurunan hormon ini telah dimulai sejak usia 40 tahun yaitu dimulainya gejala pre menopause, puncaknya usia 50 tahun yaitu terjadi masa menopause dan berakhir pada umur 60 tahun (Proverawati, 2010). Penurunan hormon tersebut, banyak menyebabkan terjadinya perubahan fisik maupun psikologi pada wanita. Periode ini disebut periode klimakterium yang menggambarkan menurunnya atau hilangnya kemampuan untuk mereproduksi (Lestary, 2010).
Pada periode klimakterium ini terjadi penurunan hormon estrogen, yang berperan untuk metabolisme beberapa organ, diantaranya kulit, tulang, system jantung dan pembuluh darah, otak, system urinologi dan organ seksual. Kekurangan hormone estrogen akan mengalami degeneratif untuk organ tubuh, karena hormone estrogen adalah payung pelindung/perisai bagi wanita dan dapat melindungi dari berbagai penyakit. Akibat menurunnya kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala atau keluhan (Superman, 2002 dalam Winarsi, 2004).
Gejala yang menyertai sindrom klimakterium ini adalah hot flushes yaitu perasaan panas dari dada hingga wajah, keringat di malam hari, kekeringan pada vagina, penurunan daya ingat, mudah tersinggung, susah tidur, kelainan metabolik, depresi (rasa cemas), mudah lelah, penurunan libido, rasa sakit berhubungan seksual, inkontinensia urin, ketidakteraturan siklus haid, kelainan metabolisme mineral, sakit kepala dan reumatik. Dalam periode ini ± 75% wanita akan mengalami perubahan-perubahan yang akan menimbulkan gangguan (Mustopo, 2005). Sekitar 25% wanita dalam masa ini ditemukan keluhan yang cukup berat (Wikjosastro, 1999 dalam http// gudang makalah blogspot. Com 2011).
Munculnya gejala yang menyertai sindrom Klimakterium ini dapat menyebabkan beberapa keluhan pada wanita dan munculnya gejala ini ditanggapi dengan sikap berbeda-beda pula. Beberapa wanita menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya dan menerima keadaan itu sebagai hal yang wajar, karena demikianlah fitrah manusia, yang harus dilalui oleh setiap wanita pada umur tersebut. Pada bagian lain banyak pula wanita yang mengeluh dengan datangnya Klimakterium sehingga mereka akan menjadi cemas, kecemasan sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatiran. Umumnya mereka tidak mendapat informasi atau pengetahuan yang benar sehingga yang dibayangkan adalah efek negative yang akan dialami setelah memasuki menopause (Proverawati, 2010).
Dampak keluhan ini pada setiap wanita sangat bervarasi, tergantung pada banyak faktor. Salah satu faktor yang akan mempengaruhi terjadinya Sindrom Klimakterium adalah keadaan sosial ekonomi. Keadaan ini akan mempengaruhi factor fsik, kesehatan dan pendidikan, di mana wanita yang berpendidikan tinggi lebih cepat beradaptasi dengan keadaan menopause. Pengetahuannya lebih luas dan menghasilkan sikap yang lebih positif dalam menghadapi suatu permasalahan (Witkin-Laonil, 1996;Branden 2005 dalam Praju, 2008).
Sekarang ini masih banyak wanita yang akan menghadapi masa Klimakterium belum mengetahui tentang sindrom klimakterium. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Rahmayanti Erna tahun 2005, Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Klimakterium dengan Tindakan Preventif Wanita Menjelang Menopause/ ditemukan responden berpengetahuan baik 33,34% yang mempunyai sikap baik 45,24% mempunyai tindakan preventif sebesar 21,43%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan bermakna pada variabel pengetahuan (p value:0,009) ibu menjelang menopause.
Saat ini Indonesia mempunyai 14 juta wanita menopause. Jumlah ini diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan tiap tahun. Berdasaran sensus penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia di atas 50 tahun mencapai 15,5 juta penduduk. Berdasarkan penghitungan statistic diperkirakan tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan yang hidup di dalam masa menopause adalah sekitar 30,3 juta atau 11,5% dari total penduduk, bahkan pada tahun 2025 diperkirakan aka nada 60 juta wanita menopause (Indocostia, 2007 dalam Praju 2008).
Menurut data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2010 tercatat jumlah penduduk 4.287.179 jiwa, dengan proporsi penduduk perempuan berusia 40-60 tahun 494.100 jiwa atau 11,5% dari total penduduk Sumatera Barat. Dari jumlah tersebut, penduduk Kota Padang tahun 2009 sebanyak 838.190 jiwa dengan proporsi penduduk perempuan berusia 40-60 tahun mencapai 76.771 jiwa atau 9,16% dari total penduduk kota Padang (Data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2010). Jumlah wanita usia 40-60 tahun 4.974 jiwa dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan 377 jiwa atau 7,58% dari jumlah wanita usia 40-60 tahun yang ada di Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2010. Dengan keluhan berbagai penyakit termasuk keluhan masalah fisik yang dialami selama klimakterium seperti sakit kepala, cepat lelah, rematik, sakit pingggang dan lain-lain.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Sindrom Klimakterium pada Wanita Usia 40-60 Tahun di Puskesmas Air Dingin Lubuk Minturun tahun 2014
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Sindrom Klimakterium pada Wanita Usia 40-60 Tahun di Kelurahan Lubuk Minturun Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2014”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Sindrom Klimakterium pada Wanita Usia 40-60 Tahun di Kelurahan Lubuk Minturun Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2014
Tujuan Khusus
1.3.1.1 diketahui distribusi frekuensi kejadian sindrom klimakterium pada wanita usia 40-60 tahun di Kelurahan Lubuk Minturun Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2014
1.3.1.2 Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan wanita usia 40-60 tahun di Kelurahan Lubuk Minturun Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2014.
1.3.1.3 Diketahui hubungan pengetahuan dengan kejadian sindrom klimakterium wanita usia 40-60 tahun di Kelurahan Lubuk Minturun Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dalam mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginformasikan data temuan, serta menambah pengetahuan peneliti dalam melakukan suatu penelitian khususnya yang berhubungan dengan Sindrom Klimakterium.
1.4.2 Manfaat bagi Pendidikan
Sebagai referensi pembelajaran sekaligus dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
1.4.3 Manfaat Bagi Tempat Peneliti
Dapat memberikan informasi tentang hubungan pengetahuan dengan wanita usia 40-60 tahun dengan kejadian Sindrom Klimakterium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar